Panduan Sunnah Melaksanakan Sahur dan Buka Puasa

Ang Rifkiyal

Sahur Buka Puasa

Saat memasuki bulan suci Ramadhan, umat islam tentu tidak asing dengan ibadah puasa. Sebab, puasa di bulan Ramadhan hukumnya wajib bagi setiap muslim dan muslimah.

Dan diantara hal yang erat kaitannya dengan kegiatan puasa adalah adanya makan sahur dan berbuka puasa. Dua aktifitas ini tidak bisa dipisahkan dengan ibadah puasa. Dimana sahur menjadi  penguat dalam melaksanakan ibadah puasa, dan buka menjadi pereda atas rasa lapar dan dahaga setelah melaksanakan puasa.

Dalam sahur dan buka puasa, ada sunnah-sunnah yang bisa didapat oleh seorang yang menjalankan ibadah puasa. Berikut ini adalah sunnah-sunnah yang berhubungan dengan makan sahur dan buka puasa.

Makan Sahur

Makan sahur, atau makan di waktu sahur merupakan sunnah bagi seseorang yang hendak melaksanakan puasa. Baik untuk puasa yang bernilai sunnah maupun puasa wajib.

Hal ini sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Ibnu Abbas,

أن النبي ﷺ قال: استعينوا بنوم النهار على قيام الليل، وبأكل السحور على صيام النهار

Artinya, “Sesungguhnya Nabi SAW bersabda, ‘jadikanlah tidur siang penolong terhadap ibadah malam, dan makan sahur penolong terhadap puasa di waktu siang”. (HR Ibnu Majah)

Selain itu, terdapat pula hadits yang diriwayatkan Anas -radliyallahu ‘anhu-,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Artinya, “Makan sahurlah, karena sesungguhnya dalam makan sahur terdapat berkah”. (HR Bukhari)

Bagi yang melaksanakan sahur, disunnahkan pula untuk mengakhirkan waktu makan sahur hingga sisa penghabisan malam atau beberapa saat menjelang waktu subuh. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Anas -radliyallahu ‘anhu- dari Zaid bin Tsabit:

عن زيد بن ثابت رضي الله عنه قال: تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَ الأَذَانِ وَالسُّحُوْرِ؟  قَالَ قَدْرُ خَمْسِيْنَ آيَةً

Artinya, Sahabat Zaid bin Tsabit ra meriwayatkan, “dahulu kami bersahur bersama Nabi SAW kemudian beberapa saat beliau shalat subuh”.

Anas bin Malik bertanya, “berapa jeda waktu antara adzan dengan sahur?”

“Kira-kira rentang waktu membaca 50 ayat”, jawab Zaid bin Tsabit. (HR Bukhari)

Jeda waktu kira-kira bacaan 50 ayat antara makan sahur dengan waktu subuh jika disederhanakan dengan ukuran waktu sekarang kurang lebih sekitar 5 menit.

Jeda ini juga di kalangan masyarakat Indonesia sering diistilahkan dengan sebutan waktu Imsak.

Buka Puasa

Buka puasa adalah hal yang mesti dilaksanakan oleh orang yang melaksanakan puasa.

Buka puasa dilaksanakan setelah matahari terbenam atau pada saat waktu maghrib tiba.

Disunnahkan bagi yang melaksanakan puasa untuk menyegerakan berbuka bila waktu magrib telah tiba. Sahal bin Saad meriwayatkan:

ﻟَﺎ ﻳَﺰَﺍﻝُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﺑِﺨَﻴْﺮٍ ﻣَﺎ ﻋَﺠَّﻠُﻮﺍ ﺍﻟْﻔِﻄْﺮ

Artinya, “Manusia Senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari)

Disunnahkan pula berbuka dengan mendahulukan buah kurma, bila tidak ada maka dengan air.

إذا كان أحدكم صائما فليفطر على تمر فإنه بركة فإن لم يجد فعلى الماء فإنه طهور

Artinya, “Jika salah seorang di antara kalian berpuasa, maka berbukalah dengan kurma sebab kurma itu berkah, kalau tidak ada, maka dengan air karena air itu bersih dan suci.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Dan juga dari Anas ra,

كانَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيرْاتٌ، فإِنْ لمْ تَكُنْ تُميرْاتٌ حَسَا حَسَواتٍ مِنْ ماءٍ

Artinya, “Nabi SAW berbuka dengan rutab (kurma basah) sebelum melaksanakan shalat, jika tidak ada rutab maka dengan kurma biasa, jika tidak ada kurma maka dengan beberapa teguk air. (HR Abu Daud)

Selain itu, disunnahkan ketika berbuka puasa membaca doa. Adapun doanya diantaranya adalah sebagai berikut,

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Artinya, “Ya Allah, hanya untuk Mu aku berpuasa, atas rezeki Mu aku berbuka.” (HR Abu Dawud)

يَا وَاسِعَ المَغْفِرَةِ، اِغْفِرْ لِي

Artinya, “Wahai yang Maha Luas Pengampunannya, ampunilah aku.” (HR Ibnu Majah)

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

Artinya, “Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah.” (HR Abu Daud)

Tambahan:

Selain itu, disunnahkan pula memberi makan orang yang berbuka puasa. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah SAW:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Artinya, “Barang siapa yang memberi makan berbuka kepada orang yang sedang berpuasa, maka dia akan mendapatkan pahala orang tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.”

Wallahu a’lam.
__
Penulis: Ang Rifkiyal

Bagikan ke: