Pendiri Pondok Pesantren Mafazah Sindangkerta, KH Ahmad Dimyati (Mama Mafazah) merupakan santri dari KH Muhammad Ilyas (Mama Cibitung) saat mondok di Pesantren Sukamanah Cibitung.
Bertahun-tahun, KH Ahmad Dimyati mondok di pesantren asuhan Mama Cibitung yang saat ini lokasinya berada di Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat. Diperkirakan masa nyantri ini terjadi pada tahun 1930-an.
Kedekatan Ahmad Dimyati dengan Mama Cibitung sebagai murid dan guru terbilang erat.
Setelah selesai menimba ilmu di pesantren dan kembali ke kampung halaman, Ahmad Dimyati diberikan arahan oleh Mama Cibitung untuk membuka pengajian dan pondok pesantren di lokasi yang sudah ditentukan yang kini dikenal dengan nama Pondok pesantren Mafazah.
Sang guru kerap berkunjung ke pesantren yang didirikan muridnya tersebut. Bahkan beberapa kali menginap di kediaman KH Ahmad Dimyati.
Di sekitar Pesantren Mafazah, ada sumber air jernih yang letaknya di sebelah timur pesantren. Tempat ini biasa disebut “gombong” karena berada diantara pohon-pohon bambu gombong. Bagi alumni pesantren Mafazah era tahun 2000 ke bawah, lokasi sumber air ini tidaklah asing dan memiliki banyak kisah.
Konon, sumber air ini pernah dilongok oleh Mama Cibitung untuk menjadi salah satu penunjang aktivitas kebutuhan air bagi santri dan pesantren.
Setelah Mama Cibitung Wafat pada tahun 1953, KH Ahmad Dimyati masih sering berziarah ke Sukamanah Cibitung.
KH Ahmad Dimyati wafat pada tahun 1992 dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Pesantren Mafazah.
Saat ini, aktivitas pesantren dilanjutkan dan dikembangkan oleh anak cucunya.
Sumber:
Disarikan dari sambutan KH Saeful Qudus dalam haul ke 28 Mama KH Ahmad Dimyati Mafazah.