Pesantren Al-Bidayah Cangkorah Jadi Tuan Rumah Konfercab IV GP Ansor Bandung Barat

Ang Rifkiyal

Pondok Pesantren Terpadu Al-Bidayah Cangkorah resmi dipilih menjadi tuan rumah Konferensi Cabang IV GP Ansor Bandung Barat yang akan digelar pada Minggu, tanggal 19 Maret 2023.

Pemilihan Pondok Pesantren Terpadu Al-Bidayah Cangkorah merupakan hasil rapat panitia setelah sebelumnya memunculkan berbagai beberapa opsi pondok pesantren untuk dijadikan tuan rumah.

Menurut ketua pelaksana, Ceceng Busrol Karim mengatakan pemilihan Pondok Pesantren Al-Bidayah Cangkorah sebagai tuan rumah dilihat dari aspek lokasi, kesiapan, dan nilai historis.

“Kami memilih Al-Bidayah Cangkorah sebagai tuan rumah karena posisinya berada di wilayah tengah Bandung Barat yang aksesnya cukup mudah. Selain itu pihak pesantren sudah menyatakan kesanggupannya. Apalagi Pesantren Al-Bidayah Cangkorah inj memiliki sejarah yang kuat dengan pergerakan NU di Bandung Barat,” paparnya.

Mengenal Pesantren Terpadu Al-Bidayah Cangkorah

Mengutip dari beberapa situs online, Pondok Pesantren Terpadu Al-Bidayah Cangkorah terletak di Jalan Raya Batujajar No. 01 Desa Giriasih RT 03 RW 08 Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat.

Pondok Pesantren Albidayah didirikan oleh KH. Muhammad Asy’arie pada tahun 1907 walaupun pada saat itu masih dalam keadaan yang sangat sederhana. Diawali dengan sebuah mesjid yang sekaligus menjadi tempat belajar dan menginap santri-santrinya yang berdatangan dari kampung-kampung di sekitar pesantren, ditambah dengan rumah tempat kediaman kiyai.

Setelah KH. Muhammad Asy’arie wafat pada tahun 1959, maka tongkat kepemimpinan pesantren pun diserahkan dan diteruskan kepada salah seorang putranya yaitu KH. Muhammad Sirodj. Saat kepemimpinan beliau ini, pesantren mulai menampakkan kemajuannya. Santri-santri mulai berdatangan dari luar kawasan Bandung. Bahkan pada tahun 1970 berdirilah lembaga pendidikan formal yaitu Sekolah Persiapan Institut Agama Islam Negeri (SP-IAIN) yang kemudian atas kebijakan dari pemerintah, lembaga itu diganti menjadi Madrasah Aliyah (MA).

Pada massa kepemimpinan beliaulah, pembenahan dan pembangunan secara besar-besaran mulai dilakukan di berbagai faktor, mulai dari renovasi masjid, renovasi asrama putra, pembangunan asrama putri, pembangunan madrasah dan ruang pertemuan, pendirian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Albidayah, pembuatan perlengkapan manasik haji (miniatur Ka’bah, miniatur jamarat, dan sebagainya), pendirian Madrasah Aliyah (MA), pendirian Madrasah Tsanawiyah Terpadu (MTsT), pembangunan gedung MA dan MTsT Albidayah yang sangat representatif, pembangunan perpustakaan, laboratorium IPA, dan laboratorium komputer, pembangunan lapangan upacara dan olahraga, pembangunan area parkir, dan lain sebagainya.

Setelah melakukan berbagai pembenahan yang sangat berarti bagi masa depan pesantren Albidayah ini, akhirnya beberapa tahun kemudian KH. Muhammad Sirodj wafat, tepatnya pada hari Sabtu, 28 Oktober 1989/28 Rabi’ul Awwal 1409 H. Dengan demikian posisi kepemimpinan Pesantren Albidayah diteruskan oleh salah seorang putra almarhum, yaitu Syaikhuna Almukarrom K.H. Yayat Ruhiyat Sirodj.

Pada hari Sabtu, tanggal 15 Januari 2011/10 Shafar 1432 H, Syaikhuna Almukarrom K.H. Yayat Ruhiyat Sirodj wafat, tepatnya pada pukul 02.00 dini hari. Ribuan jema’ah, masyarakat, sahabat karib, handai tolan, alumni haji, pelajar, santri, beserta alumni, hingga para ulama dan umaro memadati komplek pesantren yang kebetulan pada saat itu bertepatan dengan pengajian rutin hari Sabtu, yang selama ini beliau pimpin. Tidak hanya masyarakat Kabupaten Bandung Barat saja yang merasa kehilangan beliau, melainkan masyarakat Jawa Barat, bahkan masyarakat Indonesia, mengingat beliau bukanlah tokoh masyarakat biasa.

Saat ini, kepemimpinan Pondok Pesantren Al-Bidayah diteruskan oleh putra putri Alm. KH. Yayat Ruhiyat Siradj.

(Ang Rifkiyal)

Bagikan ke: