Cara Pidato dan Ceramah Islami

Ang Rifkiyal

Pidato islami

Pidato dan ceramah merupakan kegiatan berbicara di depan umum untuk menyampaikan pendapat dan gambaran terhadap suatu hal. Kaitannya dengan kegiatan agama islam, pidato dan ceramah biasa digunakan sebagai sarana dakwah dalam menyebaran ajaran dan nilai-nilai islam rahmatan lil ‘alamin.

Secara umum, kerangka dan sistematika ceramah teridiri dari 3 bagian pokok. Yakni pembukaan, isi dan penutup. Namun jika dirinci lebih dalam lagi, dari ketiga bagian tersebut bisa diurai menjadi bagian-bagian lagi.

1. Pembukaan

  • Mengucap salam pembuka
  • Membaca bismillah, hamdallah dan shalawat Nabi.
  • Mengutip ayat atau dalil pokok yang berkaitan dengan tema ceramah
  • Menyapa jama’ah

2. Isi pidato ceramah berisi hal-hal yang disampaikan
3. Penutup

  • Kesimpulan
  • Doa
  • Salam penutup

Berikut ini rincian poin-poin dalam cermah islami selengkapnya:

1. Mengucap Salam
Salam merupakan tahiyyatul islam, yang artinya simbol-simbol penghormatan dalam agama islam. Kita bisa saling sapa dengan mengucapkan salam. Dan bagi orang yang hendak membuka pembicaraan, maka disunnahkan untuk mengucapkan salam terlebih dahulu. Adapun lafadz salam yang sederhana adalah sebagai berikut:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُه

Artinya:
“kedamaian, kasih sayang, dan keberkahan Allah semoga terlimpah kepadamu.”

2. Membaca Bismillah, Hamdalah dan Shalawat Nabi
Dalam ajaran islam, dan juga sudah menjadi tradisi yang biasa dipakai para ulama, bahwa ketika memulai suatu kebaikan biasanya dibuka dengan membaca bismillah, atau membaca hamdallah, dan kemudian membaca sholawat dan salam kepada Rasulullah.

Sehingga sudah dimaklumi, bahwa setiap pembukaan pidato atau ceramah didahulukan dengan muqodimah bismillah, hamdallah serta shalawat kepada Rasulillah.

Salah satu contoh muqoddiimah sebagai berikut:

بِسمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، وَبَعْدُ

Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji hanya milik Allah Rabb alam semesta. Kepada Allah kita memohon pertolongan atas segala urusan dunia dan agama. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah atas sebaik-baik Rasul yaitu Nabi Muhammad SAW, dan atas semua keluarganya, para shahabatnya, para tabi’in, dan semua yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat. Wa ba’du.”

3. Mengutip Dalil yang Berkaitan dengan Tema Ceramah
Setelah menyampaikan ucapan salam, bismillah, hamdallah dan shalawat nabi, maka penceramah boleh mengutip ayat al-Qur’an, Hadist, atau maqolah-maqolah yang berkaitan dengan materi yang akan dibawakan.

Hal ini disampaikan sebagai seni dalam berbicara. Dan memberi pemahaman dan penegasan kepada jamaah atas tema yang akan dibahas.

Misalnya bila seorang penceramah akan membawakan tema mensyukuri nikmat Allah, maka ia bisa mengutip keterangan-keterangan yang berkaitan tentang syukur. Misalnya firman Allah dalam al-Qur’an, QS Ibrahim ayat 7:

قَالَ الله تَعَالَى فِي الْقُرآنِ الكَرِيْمِ: لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ 

Artinya:
Allah Ta’ala berfirman dalam al-Quran al-Karim: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”.

4. Menyapa Jama’ah
Selanjutnya, menyapa jamaah atau audiens. Hal ini untuk mempertegas dan mengikat emosional antara penceramah dengan jamaah.

Contoh sapaan misalnya:

“Hadirin rahimakumulloh, bapak-bapak, ibu-ibu, kepala desa yang saya hormati,” dan lain sebagainya.

5. Menyampaikan Isi Ceramah
Isi ceramah tergantung konten yang akan disampaikan. Melalui pendekatan agama, ada beberapa hal yang bisa disampaikan.

  • Untuk memotivasi para pendengar
  • Mempengaruhi keyakinan atau pikiran pendengarnya (persuasif)
  • Melakukan tindakan untuk mengubah sikap para pendengarnya
  • Memberikan informasi (instruktif) kepada pendengarnya
  • Menghibur (rekreatif) para pendengar pidato yang kita bawakan

6. Kesimpulan
Apabila inti ceramah telah disampaikan, maka penceramah menyimpulkan apa yang telah disampaikan. Dalam ceramah keagamaan, inti ceramah sebenarnya nasihat takwa. Yakni ajakan menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya.

7. Doa Penutup
Akhirnya, ceramah ditutup dengan doa. Banyak sekali variasi doa yang boleh dipanjatkan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.

Contoh doa yang umum dibacakan sebagaimana berikut:

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Robbanaa aatina fid dunyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, wa qinaa ‘adzaban naar.

Artinya:
“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka”

8. Salam penutup
Setelah semuanya selesai tentunya kita tutup ceramah kita dengan ucapan salam. Adapun contoh ucapan salam yang cukup populer digunakan adalah sebagai berikut:

وَاللَّهُ المُوَفِّقُ اِلَى اَقْوَمِ الطَّرِيقِ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

Artinya:
“Allah lah yang Memberi Taufik terhadap jalan yang paling lurus, wasslamualaikum, dst”

Demikianlah salah satu tertib dalam melaksanakan pidatos dan ceramah islami. Semoga kita semua dimudahkan dalam jalan dakwah, termasuk dalam ceramah menyampaikan nasihat takwa.

__
Penulis: Ang Rifkiyal

Bagikan ke: