Edi Rusyandi merupakan satu dari sederet nama yang pernah memimpin organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Barat. Ia pernah menjadi ketua PMII Jawa Barat pada periode 2012-2014.
Totalitas Edi untuk menghidupkan organisasi sayap Nahdlatul Ulama di bidang kemahasiswaan tersebut cukup besar. Edi tercatat pernah mengurus dan memimpin PMII secara berjenjang dari jenjang yang paling bawah. Ia pernah menjadi ketua Rayon, Ketua Komisariat PMII UIN Bandung, Ketua Cabang PMII Kabupaten Bandung, hingga menjadi ketua Kordinator Cabang PMII Jawa Barat.
Bagi sebagian orang, apa yang dilalui Edi dengan menjadi ketua di PMII secara berjenjang tersebut mungkin nampak sederhana. Namun bagi orang yang pernah mengalami proses berorganisasi, apa yang dilalui Edi menggambarkan betapa besarnya loyalitas dan kapasitas Edi Rusyandi di PMII.
Di lingkungan PMII, persaingan dan tanggung jawab untuk menjadi ketua di PMII itu bukan hal yang mudah. Namun Edi justru menjalaninya dengan menjadi ketua di empat jenjang kepengurusan PMII yang merupakan salah satu organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia.
Setelah purna menjadi ketua Kordinator Cabang PMII Jawa Barat pada tahun 2014, Edi tidak melanjutkan untuk masuk di PB PMII. Penulis menduga alasannya adalah karena faktor usia yang sudah terlanjur dihabiskan di tingkat Rayon hingga tingkat PKC serta pekerjaannya sebagai ASN tidak memungkinkan untuk itu.
Walau begitu, Edi masih aktif berorganisasi dengan masuk di badan otonom Nahdlatul Ulama lainnya untuk bidang kepemudaan. Edi masuk di Gerakan Pemuda Ansor dengan mengikuti sejumlah kaderisasi.
Hingga kemudian, Ketua GP Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haidari yang baru terpilih kala itu mendapuknya untuk mengisi jajaran wakil ketua GP Ansor Jawa barat. Edi ditugasi untuk mengurusi bidang media karena selain cakap dalam kepemimpinan, Edi juga dikenal aktif menulis di berbagai media baik skala lokal maupun nasional.
Edi terjun langsung untuk menjadi pimpinan redaksi sejumlah media yang dikelola oleh PW GP Ansor jawa Barat. Ada banyak terobosan yang dilakukan Edi kala itu sebelum akhirnya menjelang Pemilu Legilatif 2019 ia memutuskan untuk fokus menjadi bagian dari kader GP Ansor yang terjun dalam dunia politik.
Ikhtiar Edi pada Pemilu Legilatif 2019 membuahkan hasil. Ia yang kala itu mencalonkan diri dari Partai Golkar akhirnya terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa barat mewakili daerah pemilihan Kabupaten Bandung Barat.
Edi menjadi salah satu dari tokoh PMII Jawa barat yang berhasil masuk di parlemen.
Saat ini meski sudah tidak aktif sebagai kader PMII, Edi tetap mendapat kepercayaan di lingkungan alumni PMII Jawa Barat. Bahkan pada tahun 2022 Edi ditugaskan pada posisi strategis untuk menjadi bendahara umum Ikatan Alumni PMII Jawa Barat periode 2022-2027 mendampingi seniornya Nu’man Abdul Hakim.
Nu’man Abdul Hakim sendiri merupakan mantan ketua PMII Jawa Barat (1983-1985) yang pernah menjadi anggota DPR RI dan Wakil Gubernur Jawa Barat pada tahun 2003-2008.
Figur, gerakan, dan karir politik Edi Rusyandi yang dinilai cukup baik tersebut membuat banyak pihak mendukung Edi untuk maju mencalonkan diri sebagai Bupati pada Pilkada Kabupaten Bandung Barat tahun 2024 nanti. Di lingkungan nahdliyyin di Bandung Barat, Edi dinilai menjadi jawaban atas harapan selama ini yang menginginkan adanya kader NU tulen untuk diusung sebagai orang nomor satu di Kabupaten Bandung Barat.
Oleh: Ang Rifkiyal