Kopi dan Tampilan Partai Politik Masa Kini

Ang Rifkiyal

ANG R

Pagi ini saya memang belum ngopi. Tapi pikiran saya sudah cukup liar menyoroti partai politik. Pasalnya ketika saya sedang mengasuh anak sambil nonton di depan layar televisi, saya melihat iklan PKS dan PAN yang melintas seperti kereta api lewat.

Dan saya cukup tertarik dengan iklan yang saya lihat itu. Khususnya iklan PAN dengan lagu viralnya yang sudah memenuhi berbagai platform media sosial, “PAN, PAN, PAN, hidup semakin mapan. PAN, PAN, PAN, pasti ada harapan,” itu.

Kemudian saya beranjak untuk menyeduh kopi untuk menenangkan diri sambil bergumam dalam hati, keren juga iklan dua partai ini.

Menurut saya, tim hore kedua partai ini cukup bagus dalam memainkan peran-peran media serta mengemasnya dengan iklan-klan yang menarik. Dengan cara tersebut, besar kemungkinan citra partai terlihat lebih baik di tengah-tengah masyarakat.

Wajah partai yang mungkin dalam pandangan kebanyakan orang selalu nampak kolot, serius, dan menakutkan, kini ditampilkan dengan nuansa-nuansa yang lebih segar dan mengasyikan.

Dan saya pikir ini merupakan salah satu transformasi positif yang dampaknya bukan hanya untuk partai itu sendiri, tetapi juga untuk perpolitikan di negeri ini. Dimana ke depan, politik tidak lagi ditampilkan dengan nuansa-nuansa yang menyeramkan, tetapi dipenuhi dengan berbagai hal asik dan menggembirakan.

Politik sudah seharusnya dihadapi dengan kegembiraan, bukan dengan kejenuhan dan kemumetan. Bagaimanapun politik adalah sarana untuk membangun bangsa ini. Artinya politik merupakan ranah fastabiqul khoirot, wahana berlomba-lomba dalam kebaikan. Yakni untuk membangun peradaban bangsa yang lebih baik. Setiap yang baik sudah seharusnya menggembirakan dan menyenangkan.
***

Sejak lama, saya sering ngedumel (meski dalam hati) terhadap beberapa partai yang menurut saya belum bisa menyesuaikan terhadap wajah publik masa kini. Mereka seperti kaku dan terjebak dalam cara dan kemasan-kemasan masa lalu.

Bahkan untuk beberapa partai, caleg, atau simpatisan partai, saya sering merasa “dengki” terhadap mereka yang membuat flyer dan desain-desian spanduk yang asal-asalan, jadul, dan tidak menarik. Apalagi bila disebar di tempat-tempat publik, bukan malah simpati, tetapi justru menimbulkan empati bahwa mereka sungguh menyedihkan dalam urusan branding.

Seharusnya, mereka berpikir bahwa spanduk, bendera, flyer yang mereka sebar membuat lingkungan nampak berantakan. Apalagi bila desain-desain yang ditampilkan menjenuhkan dan kurang menarik.

Harus ada upaya berpikir lebih kreatif, karena detail-detail seperti itu sebenarnya memberi pengaruh yang sangat kuat. Branding yang baik menjadi salah satu kunci penting dalam kesuksesan sosialisasi dan publikasi untuk pemenangan pemilu.

PKS yang dulu logonya kotak hitam dengan gambar kuning, kini berubah menjadi warna orange putih. Lebih elegan.

PKB yang dulu logonya termasuk kaku, kini ada tambahan lebahnya. Tambahan sederhana namun memberi kesan manis.

Perindo yang dulu logonya bulat dan tidak terlalu berkarakter, kini menjadi garuda bersayap yang lebih berkarakter dan akan lebih mudah diingat di kalangan masyarakat.

PPP yang dulunya logo kabah, kini ada tambahan background merah putih dan lain sebagainya. Walau pun menurut saya, desainnya masih terlihat jadul dan tidak elegan, tapi ada upaya untuk memperbaharui suasana.

Kemasan-kemasan branding politik hari ini harus mengikuti zamannya. Dulu rakyat dituntut untuk masuk ke ruang-ruang yang sudah baku disodorkan oleh partai. Namun kini, partai yang harus masuk mengikuti selera rakyat. Oleh karena itu, jangan heran bila ada partai-partai baru yang hadir mengikuti selera kekinian namun bisa begotu sangat dikenal dan mwmberi pengaruh. Contohnya PSI.

PSI adalah partai baru, namun partai ini cukup punya taring meskipun didirikan oleh anak-anak muda. Dan mampu masuk dalam ruang-ruang isu bersanding dengan partai-partai besar yang sudah lebih dulu ada.

(Ang Rifkiyal)

Bagikan:

Baca juga: